Spiga

KEBERAGAMAN [HARUS] BERBUAH SINERGI

Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini memiliki sifat yang berbeda-beda, walaupun dia kembar. Orang jawa bilang itu ‘gawan bayi’ (bawaan sejak lahir). Tapi tentunya ada juga karena pengaruh lingkungan.

Pemahaman akan adanya keberagaman seperti itu seharusnya membuat kita akan lebih berhati-hati dalam berkomunikasi & berinteraksi dengan orang lain.

Salah satu pilar dalam berkomunikasi & berinteraksi adalah “berusaha memahami orang lain terlebih dahulu”. Jangan kitanya yang minta dipahami lebih dulu.

“Tolong anda pahami saya dong, saya kan orangnya seperti ini”. Begitu yang sering kita dengar. Nah, jika itu yang terjadi, saya bisa prediksi, orang tersebut akan mengalami kesulitan dalam bergaul. Karena orang tersebut akan selalu berpikir menurut diri dia sendiri. Tidak (kurang) mau untuk memahami orang lain.

TDA adalah komunitas bisnis yang memiliki member dengan latar belakang yang sangat beragam. Beragam dari sisi pendidikan, budaya, suku, agama, pengalaman bisnis, usia, dan lainnya. Apalagi saat ini member sudah mencapai sekitar 1.800-an.

Milis adalah salah satu media berkomunikasi antar member. Berkomunikasi via milis memiliki karakteristik yang unik.

Di satu sisi milis merupakan sarana komunikasi yang sangat efektif. Sekali kita posting, pasti akan dapat dibaca oleh semua member. Tapi di sisi lain, postingan kita adalah komunikasi tertulis yang sering bisa menimbulkan multi persepsi. Penyebabnya karena kita tidak bisa melihat raut wajah & intonasi bicaranya.

Sehingga seharusnya setiap pemosting sudah memikirkan secara matang tentang pilihan kata-kata yang akan digunakan.

Selain itu, kita pun juga harus pandai-pandai memilah media komunikasi yang mau kita pakai. Apakah memakai milis, email japri, sms, telepon, atau bertatap muka secara langsung.

TDA ibarat sebuah rumah, yang tentunya didirikan dengan landasan nilai-nilai dari para founder-nya. Salah satu nilai yang menjadi landasan bangunan TDA ini adalah saling memahami, tapi dengan berusaha memahami orang lain terlebih dahulu.

Bagaimana caranya kita bisa memahami orang lain ? Yang pasti kita harus kenalan dulu. Bukan sekedar kenal nama, tapi juga kenal keluarganya, latar belakang pendidikan, aktivitas sehari-harinya, suku & budayanya, dll.

Agar kenalnya lebih dalam, menurut saya tidak ada cara lain kecuali kita ketemu langsung, berkunjung ke rumahnya. Intinya memang memperbanyak silaturahim secara fisik. Baru setelah itu bisa dilanjutkan silaturahim dengan media lainnya.

Silaturahim terdiri dari 2 kata, shilah yang artinya ikatan & rahim yang bermakna kasih sayang. Dengan silaturahim artinya kita berusaha menjalin hubungan atau ikatan dengan orang lain berlandaskan kasih sayang.

Diharapkan setiap orang yang bergabung dalam rumah ini pun bisa memahami nilai-nilai tersebut. Kami ingin kita semua bisa menjalin persaudaraan dalam bisnis.

Seorang kawan memberi nasehat: “Mempunyai 1.000 kawan masih kurang, tapi memiliki satu musuh sudah kebanyakan.”

Keberagaman yang ada pada TDA harus bisa berbuah sinergi. Ya, sinergi dalam bisnis maupun dalam hal-hal lain. Saya yakin dengan prinsip berusaha memahami orang lain terlebih dahulu, insya Allah kita semua akan bisa mendapatkannya.

Dengan adanya sinergi kita akan bisa menjalankan misi mulia
TDA, yaitu: “Bersama Menebar Rahmat.”

Wallahu’alam bishshowab.

0 komentar: