Dalam bulan Desember 2007 ini 2 kali saya diundang oleh Institut Manajemen Zakat (IMZ) untuk memberikan pelatihan. Yang pertama tanggal 14 Desember 2007, dengan peserta para pegawai PT Astra International. Mulai dari level staf sampai Senior Manager. Tempat pelatihan di gedung AMDI, di daerah Sunter.
Yang kedua tanggal 24 Desember 2007 dengan peserta para pengurus Badan Amil Zakat (BAZDA) Kabupaten Lebak. Tempat pelatihannya di Sawangan Golf Hotel & Resort. Pengurus BAZDA tersebut terdiri dari unsur pemda, anggota DPRD, ulama. & pengusaha.
Kebetulan waktu itu saya diminta untuk memberi materi tentang “Manajemen Keuangan & Akuntansi untuk Lembaga Pengelola Zakat”.
Dalam dua peristiwa yang saya alami tersebut, saya bisa menemukan indikasi bahwa saat ini ada kesadaran yang kuat untuk mengelola zakat secara professional. Baik itu di kalangan swasta maupun pemerintah.
Saya sering mengatakan dalam berbagai kesempatan, amil zakat adalah satu-satunya profesi yang disebut di dalam kitab suci Al-Qur’an. Dialah profesi yang paling strategis dari 8 asnaf zakat yang ada, karena jika amil zakat-nya amanah & professional maka ketujuh asnaf yang lain akan terkena imbas baiknya. Tapi jika amil zakat-nya sebaliknya, maka ketujuh asnaf yang lain akan terkena dampaknya juga.
Amil zakat adalah profesi yang sangat mulia. Dia bisa membawa kita dekat dengan surga. tapi dia juga bisa membuat kita dekat neraka, tentunya jika kita tidak amanah & profesional.
Nah, bagaimana dengan lembaga-lembaga sosial lainnya ? Saya yakin, saat ini banyak lembaga mulai berbenah – termasuk TDA Peduli tentunya – agar lembaganya tersebut lebih dipercaya lagi oleh para donator.
Pemerintah pun sudah mendorong terjadinya profesionalitas di kalangan lembaga2 tersebut. Ini terbukti dengan di-sah-kannya UU tentang Yayasan. Di mana didalamnya diatur berbagai hal yang akan membuat sebuah lembaga sosial menjadi professional. Tinggal implementasi saja.
Wallahu’alam bishshowab….
0 komentar:
Post a Comment