Spiga

INTERNET UNTUK PEMDA

Tanggal 7 & 8 Desember 2007 saya mendapat kesempatan ke Batam untuk menghadiri suatu acara yang dihadiri oleh para kepala daerah, baik Gubernur, Bupati, maupun Walikota dari berbagai daerah di Indonesia.

Menghadiri acara tersebut adalah sesuai dengan salah satu bidang minat saya, yaitu kebijakan publik.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua MPR DR. Hidayat Nurwahid, salah satu Wakil Ketua MPR Aksa Mahmud, Menteri Pertanian DR. Anton Apriyantono, Menteri Negara Perumahan Rakyat Yusuf Asy’ari, Menteri Negara Pemuda & Olahraga Adhiyaksa Daut, beberapa anggota DPR RI, dan tokoh-tokoh nasional lainnya.

Dalam kesempatan itu saya gunakan untuk berdialog dengan beberapa kepala daerah. Salah satu yang menarik adalah saat saya melontarkan ide pemanfaatan internet untuk mengoptimalkan potensi daerah.

Ide tersebut ternyata direspon sangat baik. Padahal saya hanya mencoba menceritakan pengalaman saya berbisnis dengan menggunakan internet, yang kemudian saya kaitkan jika diterapkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda).

Sedikit saya ceritakan juga tentang internet marketing, seperti tentang SEO (search engine optimization). Mereka makin tercengang. Padahal saya sendiri sebenarnya juga baru belajar.

Saya coba yakinkan ke para kepala daerah, bahwa jika internet dapat digunakan secara tepat dan optimal, akan dapat sangat membantu dalam pengembangan & pembangunan daerah. Baik bidang ekonomi, good governance, sosial, partisipasi publik, dan lainnya.

Dan setelah saya menjelaskan hal tersebut, mereka menanyakan apakah saya juga siap menjadi konsultannya sekalian. Saya bilang saja bahwa insya Allah saya punya tim untuk itu.

Menurut data yang saya miliki, dari sekitar 470 Pemda yang ada 60%-nya sudah memiliki website. Mereka membuat website dengan biaya ratusan juta, bahkan ada yang sampai milyaran rupiah.

Tapi hasil survey saya menunjukkan bahwa sebagian besar pemda tidak memiliki konsep yang jelas tentang hal tersebut. Hal ini antara lain terlihat dari content yang ada di website kebanyakan hanya tentang profil daerah secara umum, content yang jarang atau tidak pernah di update, serta tidak adanya strategi untuk mempromosikan website-nya secara luas.

Nah, menarik bukan ? That’s a big opportunity!

0 komentar: